“Pemilih Islam, terutama yang tradisional, pasti akan ikut partai Islam,” kata Kiyai Ma`ruf dalam diskusi Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK) bertajuk “Fatwa Golput dan Peluang Partai Islam” yang digelar di Jakarta, Rabu (18/2).
Namun, tambah Ketua Dewan Mustasyar PKNU itu, untuk meraih suara pemilih rasional tentu partai-partai Islam tetap harus berjuang keras bersaing dengan partai sekuler.
Meski demikian, lanjut Kiyai Ma`ruf, alasan utama dikeluarkannya fatwa itu lebih pada upaya untuk mendorong partisipasi masyarakat, terutama kalangan Islam, agar turut terlibat dalam pemilu yang merupakan sarana untuk memilih pemimpin.
“Nashbul imamah (memilih pemimpin) ini menurut perspektif agama adalah termasuk kewajiban,” katanya.
Di sisi lain, Ketua DPW Partai Bulan Bintang DKI Jakarta Ahmad Soemargono berbeda pendapat. Menurutnya, fatwa golput tidak memiliki relevansi dengan peluang partai Islam.
Sebab, kata tokoh yang akrab dipanggil Gogon itu, kenyataannya ada kelompok masyarakat yang memang sudah apriori terhadap pemilu dengan berbagai alasan.
“Ada fatwa ataupun tidak ada fatwa, mereka tetap menolak. Kalau sikap ini terakumulasi, bisa menjadi mayoritas,” katanya.
Ia mencontohkan kelompok yang apriori seperti kelompok Gus Dur kalah dalam konflik internal PKB dan kelompok Fajrul Rachman yang gagal memperjuangkan calon presiden independen.
Ada juga kelompok ormas yang memiliki jaringan internasional seperti Ahmadiyah dan kelompok yang menyatakan demokrasi haram.
“Mereka pasti golput,” kata Ketua umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) itu. Bahkan, salah satu peserta diskusi ada yang nyletuk, ”HTI, HTI juga”.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Forum Umat Islam (FUI) bekerjasama dengan Hizb Dakwah Islam (HDI), RasFM 95,5 Jakarta, Majelis Taklim Wisma Darmala Sakti, dan Toko Buku Khilafah Center. Serta disiarkan langsung oleh radio RasFM 95,5 FM.
Hadir sebagai pembicara antara lain, KH. Ma’ruf Amien (Ketua MUI Pusat), H. Ahmad Sumargono (Ketua DPW PBB DKI Jakarta), Lukman Hakim Saefudin (Ketua Fraksi PPP DPR), Hanibal Wijayanta (Wartawan Senior).
Ahmad Sumargono: Pemilu 2009, PBB Tetap Usung syari'at Islam
Menurutnya PBB sudah siap menerima segala resiko perjuangan jika syariat islam yang diusung dianggap tidak menjual pada pemilu 2009. Beliau juga menyayangkan ada oknum dari partai islam yang menyatakan bahwa syari’at islam sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman.
Syari’at islam justru seharusnya menjadi inspirasi dalam setiap pengambilan kebijakan, pengambilan keputusan dan sangat mungkin dapat menyelesaikan masalah keumatan dan kebangsaan yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia, tegasnya.PBB juga akan tetap istiqomah dalam menjaga khitah perjuangannya sebagai partai kanan yang berbasis islam.
Kembalikan Kepercayaan Umat Pada Parpol Islam
Demikian dikatakan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Ma’ruf Amin dalam acara Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK) Ke-45 di Jakarta, Rabu (18/2). Menurut Kiyai Ma’ruf, saat ini umat Islam sudah harus mengembalikan kepercayaan kepada parpol Islam. Ini harus dilakukan agar parpol Islam dapat memenangkan pemilu. Pasalnya, mayoritas penduduk indonesia adalah umat Islam.
Caranya, parpol Islam harus kembali memperjuangkan Islam. Sebab berbagai problem bangsa seperti ekonomi yang kapitalistik dan politik sekuler hanya bisa diselesaikan dengan solusi Islam.
Meski demikian, Ketua Dewan Musytasar PKNU tersebut juga menyadari bahwa parpol Islam juga mengalami hambatan dan tantangan yang besar. ”Ada partai Islam yang lari. Ini bukan mengubah, tapi terubah”, cetusnya ketika menanggapi adanya parpol Islam yang makin moderat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ASSALAMU ALAIKUM