Senin, 29 Desember 2008

Rakyat Dibawah Pemerintahan SBY Semakin Sengsara

Rakyat sekarang lebih sengsara daripada sebelumnya, sehingga tidaklah mengherankan jika Indeks Kesengsaraan (IK) angkanya terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Indeks Kesengsaraan diukur dari tingkat pengangguran dan inflasi. Jika pengangguran semakin banyak dan inflasi semakin tinggi, maka semakin tinggi indeksnya. Sebagai misal tahun 2004 lalu IK hanya 16,5 tetapi tahun 2008 ini telah mencapai 20,3. Hal itu menunjukkan rakyat dibawah pemerintahan SBY semakin sengsara.

“Iklan Partai Demokrat menyebutkan seolah-olah untuk pertama kalinya sejak 1984 Indonesia swasembada beras, padahal itu membohongi rakyat. Sampai saat ini Indonesia tetap menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia, dimana hanya mampu memproduksi 2,5 juta ton beras pertahunnya sementara kebutuhan nasional mencapai 33 juta ton per tahun. Sedangkan saat ini 80 persen gudang Bulog kosong melompong,” ungkap Iman Sugema usai acara diskusi Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK) ke 43 yang diadakan di Gedung Intiland, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (24/12) lalu.

Pengamat ekonomi dari IPB ini menjelaskan bahwa untuk menghadapi krisis keuangan global yang menghantam sektor properti, finansial dan komoditi, pemerintah tidak memiliki kebijakan ekonomi yang pro rakyat kecil. Para menteri perekonomian justru hanya menjiplak kebijakan ekonomi negara barat seperti menaikkan likuiditas, bailout (dana talangan) dan menaikkan gaji pegawai sehingga hancur leburnya sektor riil yang langsung berimbas kepada rakyat kecil, sampai saat ini belum terlihat adanya langkah perbaikan.

Selain itu berbagai kebijakan pemerintah menunjukkan anti rakyat dan pro asing. Seperti kasus LPG dimana Indonesia mengekspor dengan harga murah, tetapi sebaliknya mengimpor dengan harga mahal. Hal itu terjadi selama Menteri ESDM dijabat Purnomo Yusgiantoro, bahkan Pertamina selalu kalah dengan perusahaan asing dalam tender ladang migas. [lim/af/www.suara-islam.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASSALAMU ALAIKUM